Pengertian dan Faedah Filsafat
BAB
I
PENDAHULUAN
I.I
Latar Belakang
Ada
pepatah Arab mengatakan “Segala sesuatu
tidak lepas dari yang namanya hikmah” dan begitupun dalam setiap disiplin
ilmu pasti ada asas mamfaat, dalam pergaulan ataupun dalam persahabatan-pun
pasti tidak bisa dipungkiri asas mamfaat selalu ada. Kita batasi bagi akademisi
dituntut untuk berdaya dalam aspek hidupnya karena akademisi dituntut untuk
membawa perubahan kearah yang lebih baik, bukan hanya untuk dirinya tapi juga
untuk daerahnya apalagi untuk negara dan agamanya.
Filsafat
sebagai salah satu disiplin ilmu, walaupun susah untuk dipahami tapi banyak
sekali orang yang tertarik untuk mempelajari dan memahaminya. Tapi tidak
sedikit yang terjebak dalam memahaminya baik terhadap pola pikirnya ataupun
gaya bicaranya. Sehingga tidak sedikit para ahli ilmu yang mengesampingkan
memahami ilmu filsafat.
Padahal
kalau kita pelajari lebih mendalam filsat itu sangat bangus dan menarik untuk
diselami, karena setelah kita mengetahui bagaimana pengertian Filsafat itu
sungguh sangat menyayat hati dan menimbulkan litelatur yang menarik.
I.II
Rumusan Masalah
1. Apa sebenarnya pengertian filsafat?
2. Apa yang mendorong timbulnya filsafat?
3. Sepertiapa Faedah mempelajari filsafat?
I.III
Tujuan Pembahasan
Setelah
membaca makalah ini baik secara mendetail ataupun secara sekilas diharapkan para
pembaca memahahi pengertian filsafat baik secara etimologi atau terminologi,
bukan hanya sekedar itu para pembaca juga mampu mengetahui dasar-dasar yang
mendorong timbulnya filsafat dan setelah membaca makalah ini juga pembaca tahu
dan mengerti faedah atau asas manfaat dalam mempelajari dan memahami filsafat.
BAB
II
PEMBAHASAN
II.I
Pengertian Filsafat
Definisi
filsafat menurut poedjawijatna (1974:1) menyatakan bahwa kata filsafat berasal
dari kata Arab yang berhubungan erat dengan kata Yunani, bahkan asalnya memang
dari kata Yunani. Kata Yunaninya ialah philosophia.
Kata philosophia terdiri atas dua philo yang artinya cinta dalam arti yang
luas, yaitu ingin, dan karena itu lalu berusaha mencapai yang diinginkan itu. Sophia artinya kebijakan yang artinya
pandai, pengertian yang mendalam. Jadi, menurut namanya saja filsafat boleh
diartikan ingin mencapai pandai, cinta pada kebijakan.
Jadi,
berdasarkan pengertian di atas dari segi bahasa, filsafat ialah keinginan yang
mendalam untuk mendapat kebijakan, atau keinginan yang mendalam untuk menjadi
bijak. Pengertin ini merupakan pengertian secara etimologi.
Sedangkan,
pengertian filsafat secara terminologi kita harus mengetahui terlebih dahulu
konotasi objek tersebut. Menurut poedjawijatna (1974:11) mendefinisikan
filsafat sebagai sejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang
sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka. Hasbullah
Bakry (1971:11) mengatakan bahwa filsafat ialah sejenis pengetahuan yang
menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan
manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya
sejauh yang dapat dicapai akal manusia. Plato menyatakan bahwa filsafta ialah
pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran asli, dan bagi Aristoteles
filsafat adalah pengetahuan yang meliputi kebenaran yang tergntung didalamnya
metafisika. Dan bagi Al-Farabi filsafat adalah pengetahuan tentang alam ujud
bagaimana hakikatnya yang sebenarnya. Dari definisi di atas banyak perbedaan
dikarenakan perbedaan konotasi filsafat pada setiap tokoh-tokoh itu karena
perbedaan keyakinan hidup yang dianutnya. Perbedaan definisi filsafat dipengaruhi
juga oleh perkembangan filsafat itu sendiri. Dan ini merupakan definisi
filsafat secara terminologi.
II.II
Pendorong Timbulnya Filsafat
Dalam
memahami filsafat sangat perlu mengetahui hal ini karena dengan memahami hal
ini berarti akan memahami filsafat yang sebenarnya. Dalam perkembangannya salah
satu hal yang mendorong timbulnya filsafat adalah dongen atau takhayul. Bukan
hanya itu filsfat juga timbul oleh dorongan keindahan alam besar, terutama
ketika malam hari sehingga menimbulkan kepada orang Grik untuk mengetahui
rahsia alam itu. Sedangkan menurut orang Yunani yang mula-mula berfilsafat di
Barat mengatakan bahwa filsafat timbul karena ketakjuban. Ketakjuban
menyaksikan keindahan dan kerahasiaan alam semesta ini lantas menimbulkan
keinginan mengetahuinya. Plato mengatakan bahwa filsafat dimulai dari rasa
ketakjuban. Patrik mengatakan, manakala keheranan menjadi serius dan
penyelidikan menjadi sitematis, mereka menjadi filosof. Sartre mengatakan bahwa
kesadaran pada manusia ialah bertanya yang sebenar-benarnya. Pada bertanya
itulah manusia berada dalam kesadarannya yang sebenar-benarnya.
Pada
zaman modern penyebab timbulnya pertanyaan adalah kesangsian. Apa sangsi itu?
Sangsi itu setingkat dibawah percaya dan setingkat di atas tak percaya. Sangsi
menimbulkan pertanyaan. Pertanyaan menyebabkan pikiran bekerja. Pikiran bekerja
menimbulkan filsafat. Jadi, ingin tahu itulah pada dasarnya penyebab timbulnya
filsafat. Ingin tahu ini dahulunya disebabkan oleh dongeng dan kebenaran pada
kebesaran alam, pada zaman modern ingin tahu timbul karena sangsi, lantas ingin
kepastian. Ingin tahu muncul dalam bentuk pertanyaan. Pertanyaan menimbulkan
filsafat.
II.III
Faedah Mempelajari Filsafat
Socrataes
disangka gila oleh sebagian orang Athena. Pengadilan menyatakan ia merusak
pemuda, si gila yang merenung-renungkan sesuatu di atas awan dan mencari
rahasia di bawah bumi, sedangkan lubang di depan rumahnya pun ia tidak tahu.
Kalau begitu, apa ada faidahnya mempelajari filsafat?
Sekurang-kurangnya
ada empat macam faidah mempelajari filsafat yaitu: agar terlatih berfikir
serius, agar mampu memahami filsafat, agar mungkin menjadi filosof dan agar
menjadi warga negara yang baik.
Berfilsafat
ialah berusaha menemukan kebenaran tentang segala sesuatu dengan menggunakan
pemikiran secara serius. Kemampuan berfikir serius diperlukan oleh orang biasa,
penting bagi orang-orang penting yang memegang posisi penting dalam membangun
dunia. Plato menghendaki kepala negara seharusnya filosof. Kemampuan berpikir
serius itu, mendalam adalam salah satu cirinya, tidak akan dimiliki tanpa
melalui latihan. Belajar filsafat merupakan salah satu bentuk latihan untuk
memperoleh kemampuan berfikir serius. Kemampuan ini akan memberikan
kemampuanmemecahkan masalah secara serius, menemukan akan persoalan yang
terdalam, menemukan sebab terakhir suatu penampakan.
Mengetahui
isi filsafat tidak perlu bagi setiap orang. Akan tetapi, orang-orang yang ingin
berpartisipasi dalam membangun dunia perlu mengetahui ajaran-ajaran filsafat.
Mengapa? Sudah disebut sebelum ini, dunia dibentuk oleh dua keuatan agama dan
filsafat. Jika kita tahu filsafatnya, kita akan tahu tentang manusianya, yang
dimiliki oleh manusia adalah kebudayaan. Yang berdiri di belakang kebudayaan
itu adalah agama dan filsafat. Filsafat itu sendiri adalah bagian penting atau
inti kebudayaan. Agama dalam arti tertentu juga merupakan inti kebudayaan.
Dengan
dimilikinya kemampuan berpikir serius, seseorang mungkin saja mampu menemukan
rumusan baru dalam penyelesaian masalah dunia. Mungkin itu berupa kritik,
mungkin berbentuk usul. Jika argumentasinya kuat, usul atau kritik itu menjadi
suatu sistem pemikiran dan anda menjadi filosof.
Orang
yang telam mempelajari filsafat, apalagi bila telah mampu berpikir serius, akan
mudah menjadi warga negara yang baik. Mengapa? Karena rahasia negara terletak
pada filsafat negara itu, filsafat negara ditaksonomi ke dalam undang-undang
negara, undang-undang itulah yang mengatur warga negara. Memahami isi filsafat
negara dapat dilakukan dengan mudah bagi warga negarayang telah terbiasa
belajar filsafat.
BAB
III
PENUTUP
III.I
Kesimpulan
Ternyata
setelah memahami lebih dalam tentang filsafat, kita bisa memahami betapa
pentingnya ilmu filsafat ini, karena kita bisa menyelesaikan persoalan sampai
pada akarnya dan orang yang berfilsafat ketika mengeluarkan kritik dan saran
pasti mempunyai dasar pemikiran yang serius. Bahkan filosof sangat pantas untuk
dijadikan sebagai pemimpin negara karena pemimpin negara yang berfilsafat dalam
memahami dasar-dasar negara dari filsafat negara. Sungguh banyak hal belum
difahami dari mempelajari filsafat.
III.II
Saran
Bagi
para akademisi yang masih sibuk mencari jati diri, jangan sampai terjerumus
dalam hal yang tidak penting, posisikanlah akademisi dalam segala hal terutama
dalam meperbanyak keilmuan, dalam hal ini pemikiran akadimisi itu harus sangat
serius dan mendalam, malulah dan pertanggung jawabkanlah gelar maha-siswamu.
DAFTAR
FUSTAKA
Tafsir, Ahmad, Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales
sampai Capra, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000
Komentar
Posting Komentar