Islam Sebagi Produk Budaya
BAB
I
I.I
Latar Belakang
Islam
yang dipahami sebagai agama tampaknya memang lekat kaitannya dengan budaya.
Secara nyata, dekat dengan kehidupan masyarakat di Indonesia sendiri terdapat
budaya-budaya yang mengakar dan sulit dirubah namun selalu dikaitkan dengan
agama.
Sebagai
contoh, beberapa ritual yang mengatas namakan agama tidak bisa diterima. Dalam
arti menyalahi ajaran-ajaran agama sendiri. Namun beberapa lainnya dapat
diterima dan dijalankan sehingga saat ini. Seperti budaya saat lebaran tiba.
I.II
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana pengertian budaya, unsur dan fungsinya?
2.
Seperti apakah kelahiran Islam dan sentuhan budaya Arab pra Islam?
3.
Islam antara gejala sosial dan budaya.
4.
Pendekatan pokok dalam studi budaya.
I.III
Tujuan Pembahasan
Diharapkan
para rekan mahasiswa setelah membaca makalah ini minimalnya dapat memahami
pengertian budaya, kemudian mampu memahami secara komprehensif tentang sentuhan
budaya dalam Islam, dan para rekan mahasiswa mampu memaparkan perbedaan antara
Isalam dan budaya serta pandangan Islam terhadap budaya.
BAB
II
ISI
II.I
Pengertian Budaya, Unsur Dan Fungsi
Kebudayaan
adalah penjelmaan (manifestasi) akal dan rasa manusia. Ini berarti bahwa
manusia yang menciptakan kebudayaan. Kebudayaan Islam, berarti menyaring
kebudayaan yang tidak melenceng dari ajaran
Islam.
Menurut
bahasa, kata kebudayaan berasal dari bahsa sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi, diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan budi, dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture
(Shadily, 2015) , yang berasal dari
kata latincolore, yaitu mengolah atau mengerjakan. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.
Menurut
istilah, budaya adalah sambungan yang ada kaitannya antara penyebab dan yang
disebabinya, karena sering terjadinya serta sah gagalnya, dan tidak ada
kemampuan untuk membuktikannya (Affandy, 1991) .
Bersambung,
yang berarti kontak persambungan, maka sesuatu yang apabila antara penyebab dan
musababnya tidak saling berhubungan bukanlah kebudayaan. Seperti perkataan
sebagian orang “karena ujung pagar
menjorok ke rumah, sipemilik rumah menjadi sakit”. Padahal antara ujung
pagar dengan sipemilik rumah yang sakit berjauhan/tidak bersambung, ketetapan
tersebut adalah keliru dan apabila ada yang demikian, itu hanyalah kebetulan
saja (tupalehing).
Budaya
terkadang juga didefinisikan sebagai suatu cara hidup yang berkembang (pola
menyeluruh), dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan
dari generasi kegenerasi (Kodir, 2008) .
Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk didalamnya :
1. Sistem
agama.
2. Politik
3. Adat
istiadat
4. Bahasa
5. Perkakas
(pakaian, bangunan)
6. Seni
Budaya
bersifat komplek, abstrak dan luas. Budaya memiliki pandangan keistimewaan
tersendiri. Budaya menjadi pedoman mengenai prilaku yang layak dan menetapkan
dunia makna dan mana logis. Budaya erat kaitannya dengan masyarakat. Segala
sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang terdapat
dalam masyarakat tersebut.
Mengenai
fungsi budaya, budaya berfungsi sebagai pemersatu masyarakat, mewadahi setiap
kebutuhan masyarakat dan mendorong perubahan terhadap masyarakat. Lebih spesifiknya
budaya difungsikan sebagai pedoman masyarakat dalam menjalani kehidupan juga
sebagai pembeda antara manusia dengan mahluk yang lainnya. Fungsi budaya ini
sesuai dengan dalil Al-Quran Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.
Sebagaimana yang termaktub dalam (Agama, 1990)
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal.
II.II
Kelahiran Islam Dan Sentuhan Budaya Arab Pra Islam
Dalam
periode menjelang kelahiran agama Islam, tumbuh kelompok dari kalangan bangsa
Arab yang ingin melepaskan bagsanya dari kepercayaan yang sesat. Mereka
berusaha hendak mengembalikan bangsa Arab menganut ajaran Tauhid dengan
mengamalkan kembali ajarn Ibrahinas. Tokoh kelompok tersebut diantaranya
Waraqah bin Naufal, Umayan bin Abi Shalt dan Qus bin Saidah. Karena
sesungguhnya penyiaran agama Yahudi dan Nasrani di tanah Arab merupakan pembuka
jalan bagi kelahiran pemimpin besar yang ditunggu-tunggu, yaitu Nabi Muhammad
Saw, (Yatim, 1998) .
Menurut
para ahli, agama didunia ini terbagi menjadi dua bagia yaitu : agama samawi dan
agama ardhi.
Agama
samawi adalah agama yang datang dari Allah Swt, yang diwahyukan kepada
Rasul-Nya untuk disampaikan kepada umat manusia, seperti agama Islam, Yahudi
dan Nasrani. Sifat agama samawi antara lain yaitu :
1. Diturunkan
oleh Allah Swt.
2. Turunnya
dengan wahyu atau kitab-kitab suci.
3. Pembawanya
Nabi dan Raasul.
4. Ajaran
dasarnya mengesakan Allah Swt.
Agama
Ardhi adalam agama yang asalanya dari hasil pemikiran manusia, sepeti agama
Hindu, Budha dan Khong Fu tse.
Definisi
agama adalah ketetapan Ilahi yang ditujukan kepada orang-orang yang berakal
sehat, dengan pilihannya yang terpuji untuk kebaikan/kesejahtraan yang sejati
bagi mereka. Dari definisi di atas berarti orang gila, orang mabuk tidak
bersyari`at karena tidak memiliki akal, termasuk juga didalamnya jamadat, nabatat, hayawanat.
Agama
islam menurut istilah adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan
kepada Nabi Muhammad Saw untuk disebarkan kepada ummatnya karena kedudukan Nabi
Muhammad adalah sebagai Rasul-Nya. Ajaranya tidak hanya mengenal satu segi
namun berbagai segi kehidupan manusia. Menuru bahasa agama berarti patuh dan
taat. Agama Islam adalah satu-satunya agama disisi Allah Swt, seperti
dijelaskan dalam Al-Quran QS. Ali-Imran: 19.
Islm
secara historis lahir kepada bangsa Arab yang ketika itu dilanda ‘krisis moral’.
Nabi Muhammad secara khusu ditunjuk sebagai seorang yang dipercaya merubah
keadaan jahiliyah tersebut, sebagaimana termaktub dalam Al-Quran QS. Al-An`am:
161.
Budaya
bangsa Arab yang ketika itu menyembah berhala sebagai Tuhan, terjebak dalam
kesessatan secara turun-temurun. Budaya yang dipegang teguh oleh pembesar
kabilah Arab ketika itu menunjukan betapa senjangnya status sosial diantara
sesama manusia. Kesenjangan itu terlihat dari human traficing yang merebak dan
merajalela. Budak kala itu diperjual belikan layaknya barang atau robot yang
bisa digunakan seenaknya.
Selain
perbudakan, budaya lainnya yaitu kehidupan mewah, kegemaran meminum-minuman
keras, karena kegemarannya itu memudahkan mereka menyalurkan niat keji dan hawa
nafsunya.
Nabi
Muhammad merasa risih akan kebudayaan-kebudayaan bangsa Arab dikala itu. Ia
merasa bahwa kebiasaan seperti itu tidak sejalan dengan kebenaran. Ia mencari
kebenaran dengan menyendiri dan merenung, maka saat itu Allah Swt mewahyukan
surat Al-Alaq: 1-5 melalui malaikat jibril sebagai perantaranya di gua Hira
sebagai tanda awal perbaikan kebudayaan dan rekontruksi kepercayaan.
II.III
Islam Antara Gejala Sosial dan Budaya
Kata
Islam dalam berbagai kajian ilmiah, terutama sejarah bisa diartikan kedalam
tiga kategori : agama, negara, dan kulutur. Islam sebagai fenomena agama
mengacu pada sitem kepercayaan dan amalan yang diajarkan Nabi Muhammad Saw.
Diwahyukan dalam Al-Quran dan Ass-Sunah. Islam sebagai Negara adalah kesatuan
dan kesepakatan politik yang dibangun berdasarkan Al-Quran dan Ass-Sunah, serta
konsepsi yang berkembang disuatu masyarakat Isalam yang menjelma dalam bentuk
pemerintahan seperti kekhalifahan, kesultanan, daulah-daulah dan keamiran (Kodir, 2008) .
Islam
sebagai kultur memperlihatkan perpaduan beradaban yang mengkristal antara
Isalam dan corak karakter budaya lokal seperti Arab, India, Melayu bahkan
Indonesia yang mencirikan umum sebagai ciri-ciri sosial budaya para
pengikutnya.
Dari
ketiga kategori di atas sebernya Islam tidak menafikan sosial-budaya sebagai
pendekatan penyebarannya. Namun terapat perbedaan pendapat mengenai Islam bila
dikatakan sebgai prosuk budaya. Pendapat pertama, tidak setuju dengan pandangan
bahwa agama itu kebudayaan adalah pemikiran bahwa agam itu bukan berasal dari
manusia, tetapi datangnya agama itu dari Tuhan, dan sesuatu yang datang dari
Tuhan tentu tidak bisa disebut kebudayaan. Kemudian, sementara orang yang
menyatakan agama adalah kebudayaan, karena praktik agama tidak dapat dilepaskan
dari kebudayaan (Al-Bajuri, 2014) .
Sebenarnya,
apabila ditarik garis batas antara agama dan kebudayaan itu adalah garis batas
Tuhan dan manusia, maka wilayah agama dan wilayah kebudayaan itu dasarnya tidak
statis tapi dinamis, sebab Tuhan dan manusia berhubungan secara dialogis,
dimana manusia menjadi khalifah-Nya di bumi. Maka pada tahapan ini, adakalanya
antara agama dan kebudayaan menempati wilayahnya masing-masing, dan ada kalanya
keduanya berada dalam wilayah yang sama, yaitu yang disebut dengan ilayah
kebudayaan agama. Karena agama memandang kebudayaan itu harus dihormat karena
ada kalanya hukum itu diambil dari dasar kebudayaan. Kebudayaan sendiri salah
satu unsurnya yaitu sistem kepercayaan. Kepercayan mempunyai andil kuat dalam
membentuk suatu budaya. Dalam hal ini Islam sebagai agama sangat berpengaruh
membentuk kebudyaan pengikutnya.
II.IV
Pendekatan Pokok Dalam Studi Budaya
Studi
budaya memiliki beberapa karakter, diantaranya :
1. Budaya
itu dipelajari dan diperoleh.
2. Budaya
diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi.
3. Budaya
berkembang melalui interaksi individu.
4. Budaya
merupakan pemikiran mendalam untuk dijadikan simbol yang memberikan makna
terhadap lingkungan melalui pengalaman.
Budaya
dapat dipelajari melalui enkulturasi yang merupakan proses dimana seorang
individu memahami persyaratan studi budaya masyarakat sekitarnya. Dalam studi
budaya di kategorikan menjadi dua bagian :
1. Budaya
Implisit
Merupakan
hubungan antara kelompok dan satu kelompok individu dimana mengatur dan
diharapkan untuk berprilaku sesuai dengan budaya kelompoknya.
2. Budaya
Eksplisit
Adalah
kebaikan budaya dimana sekelompok individu mengadopsi budaya dari satu kelompok
individu dengan budaya yang berbeda.
Pada
dasarnya budaya bersifat dinamis, karena sering dipengaruhi oleh perubahan
dalam kehidupan modern. Dengan demikian, kebudayaan merupakan hasil daya cipta
manusia yang menggunakan dan mengarahkan segenap potensi yang dimilikinya,
selanjutnya digunakan sebagai kerangka acuan oleh seseorang dalam menjawab
masalah yang dihadapinya, sehingga kebudayaan tampil sebagai pranata yang terus
menerus dipelihara para pembentuknya dan generasi selanjutnya yang diwarinsi
kebudayaan tersebut. Selanjutnya, pendekatan kebudayaan tersebut digunakan
untuk memahami agama. Ketika kita melihat dan memperlakukan agama sebagai kebudayaan
maka kita lihat adalah agama sebagai sebuah keyakinan yang hidup dimasyarakat,
maka agama menjadi corak lokal yang sesuai dengan kebudayaan dari masyarakat
tersebut. Untuk dapat menjadi pengetahuan dan keyakinan dari masyarakat yang
bersangkutan, maka agama harus melakukan berbagai proses perjuangan dalam
meniadakan nilai-nilai budaya yang beertentangan dengan keyakinan hakiki dari
agama tersebut dan untuk itu juga harus menyesuaikan nilai-nilai hakikinya
dengan nilai-nilai budaya serta unsue-unsur kebudayaan yang ada. Dengan
demikian maka agama akan dapat menjadi nilai-nilai dari kebudayaan tersebut.
II.V
Mamfaat Melakukan Pendekatan Kebudayaan Terhaap Agama
1. Sebagai
alat untuk memahami corak keagamaan yang dipunyai oleh sebuah masyarakat.
2. Untuk
dapat mengarahkan dan menambah keyakinan agama yang dipunyai oleh para warga
masyarakat tersebut sesuai dengan ajaran yang benar menurut agama tersebut,
tanpa harus menimbulkan pertentangan.
Pengalaman
agama yang terdapat dalam suatu masyarakat, diproses oleh penganutnya dari
seumber agama yaitu wahyu melalui penalaran. Contohnya teks Al-Quran dan Hadits
sudah melibatkan unsur penalaran dan kemampuan manusia. Dengan demikian, Islam
menjadi budaya/membumi ditengah-tengah masyarakat. Melalui pemahaman terhadapkebudayaan
tersebut, seseorang akan dapat mengamalkan ajaran agama.
Islam
sering disebut disebut juga produk budaya,khusunya budaya Arab. Hal tersebut
dilatarbelakangi oleh banyaknya fenomena budaya Arab yang kemudian dijadikan
rujukan keagamaan misalnya sakralisasi bulan Ramadhan, mengagungkan bulan-bulan
haram (Muharam, Rajab, Dzulqa`dah dan Dzulhijjah). Penggunaan jilbab yang saat
itu merupakan alat kultural untuk pengamanan sosial bagi perempuan dan
lain-lainnya, selain dikarenakan lahirnya Islam di tanah Arab dan bahasa yang
digunakan dalam kitab suci agama Isalam adalah bahasa Arab. Keterkaitan antara
budaya Arab dan Islam seringkali membuat kesulitan membedakan mana yang
merupakan budaya Islam sendiri dan mana yang bukan.
BAB
III
PENUTUP
III.I
Kesimpulan
Islam
diturunkan sebagai agama yang paling diridhai oleh Allah Swt, yang diturunkan
dijajirah Arab melalui Rasulnya Muhammad Saw, dengan perantara wahyu yang
dibawa malaikat Jibril yang wahyunya berupa kitab agung yaitu Al-Quran. Karena Islam
lahir dijajirah Arab banyak sekali kultur yang dikaitkan dengan keIslaman,
kebudayaan bisa dipengaruhi antara lain : 1. Sistem agama 2. Politik 3. Adat
istiadat 4. Bahasa 5. Perkakas 6. Seni, sehingga banyak yang beranggapan Isalam
itu produk budaya padahal antara agama dan budaya memiliki klerasi yang dinamis
dan antara agama dan budaya berjalan di bidangnya masing-masing.
III.II
Saran
Dalam
penulisannya makalah ini penulis menyadari masih banyaknya kekurangan dan
kesalahan. Untuk itu bagi rekan mahasiswa jangan sungkan-sungkan untuk
mengkritisi makalah ini dengan kritikan yang membangun.
Daftar Pustaka
Affandy, A. M. (1991). Aqidah
Islamiyah. Tasikmalaya: Miftahul Huda.
Agama, D. (1990). Al-Amin
Al-Quran Terjemah Sunda. Bandung: Diponegoro.
Al-Bajuri, M. (2014). Jauhar
Tauhid. Surabaya: Al-Haromain.
Kodir, K. A. (2008). Metodologi
Studi Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Shadily, H. (2015). Kamus
Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Yatim, B. (1998). Sejarah Dan
Peradaban Islam. Yogyakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Komentar
Posting Komentar